"Sendiri" (Part 1) -Cerpen Fiksi Horror-
(Cover) |
-Part 1-
Aku tinggal di suatu desa di pedalaman suku Eloka.
Dan aku tinggal hanya bersama nenek ku di sebuah rumah tua di dekat hutan belantara.
Rumah ini, rumah lama. Dibangun saat masa kejayaan suku kami bertahun tahun yang lalu.
Rumah kami dulu terlihat sangat megah. Namun, berubah menjadi penjara mengerikan bagi kami.
Sejak satu insiden besar yang menimpa keluarga kami bertahun tahun lalu.
Keluarga ku, Ayah, Ibu dan satu adik ku. Di hukum mati, karena dituduh oleh suku kami melakukan ritual pemanggil iblis yang terkenal sebagai ritual terlarang di tradisi suku Eloka.
Namun, mereka membiarkan aku dan nenek ku untuk tetap hidup.
"Kenapa?!. Kenapa Ayah dan Ibu ku yang di hukum?!!!."
"Kenapa tidak aku sekalian?!!!."
Pikir ku.
Saat itu, aku masih kecil. Berusia 2 tahun.
Lalu sejak saat itu, nenek ku dan aku yang masih bayi, dibuang dan dipenjara di rumah ini.
Selama nya.
Aku hidup dan dibesarkan oleh nenek ku di area rumah ini.
Kami seperti dikucilkan oleh masyarakat suku kami, yang membuat kami kadang susah mencari makan.
Namun, tidak untuk saat ini. Kami mulai kembali diterima oleh masyarakat suku asal kami.
Yang membuat aku dan nenek ku senang.
Keseharian ku, menanam jagung di kebun belakang rumah ku. Demi memberi nenek ku kursi roda.
Beliau sudah lama berbaring di kamar tua nya karena penyakit yang belum aku ketahui sampai saat ini.
Nenek hanya bisa berjalan dengan tongkat kayu yang aku beri, dan itupun sudah 5 tahun lalu.
Saat ini, nenek sudah tak bisa menggerakkan tubuh nya. Hanya bisa bersuara untuk memanggil ku.
Sampai sampai, banyak sarang laba laba yang berserakan di langit langit kamar beliau.
Aku sangat ingin membersihkan sarang laba laba itu dari langit rumah. Namun, apa daya kaki ku belum dapat menjangkau.
Aku berumur 15 tahun saat ini. Dan, berhenti menimba ilmu di Padepokan demi menjaga nenek ku di rumah.
Ada
satu hal yang ku takuti di rumah tua ini.
Kadang, banyak suara suara
aneh dari bawah tanah. Aku sering kali mendengar itu, hingga aku
terbiasa dengan suara nya.
Salah satu nya ialah suara gaduh yang berkali kali terdengar saat sore menjelang malam.
Nenek ku pernah memberi tau ku. Jangan pergi mencari sumber suara itu. Biarkan saja, nanti mereka akan berhenti membuat gaduh.
"Mereka?."
"Siapa yang dimaksud nenek?."
"Apa ada orang lain yang tinggal dirumah ini?."
"Apa ada orang di bawah tanah rumah ini?.
"Mereka?."
"Mereka siapa?!."
Aku lalu pergi kembali ke belakang rumah bermaksud melihat kebun jagung hasil bercocok tanam ku seminggu ini.
Namun, setelah aku kembali.
Nenek menghilang dari kamar nya.
(Pixabay.com) |
(Lanjut Part 2)
Komentar
Posting Komentar