"Menghilang di Dunia Lain" -Cerpen Fiksi Horror-
"Rumah Tua"
Ku pandang sebuah rumah tua, yang dibangun sejak 1895.
Rumah itu kosong, cat nya telah rapuh, namun tetap gagah berdiri.
Rumah itu hanya memiliki satu tingkat. Namun memanjang ke belakang.
Konstruksi rumah itu, khas peninggalan jaman penjajahan Belanda.
Pernah dimiliki oleh keluarga sederhana di tahun 2007, yang berisikan seorang Ayah, Ibu dan 5 anak.
Namun, terjadi sebuah pembunuhan yang diduga bunuh diri.
Ya, seluruh anggota keluarga itu bunuh diri dengan menggantungkan diri di beberapa ruangan yang berbeda.
Seakan ada teka teki tersembunyi di balik peristiwa bunuh diri massal ini.
Tetangga sekitar pun langsung menghubungi polisi dan berita itu gempar di koran.
Aku yang saat itu berusia 10 tahun. Ingin ikut berusaha memecahkan misteri ini selayak nya komik Detektif Conan. Namun tak bisa.
Perlahan, tahun berganti tahun. Berita itu mereda dan muncul banyak kejadian aneh yang dialami tetangga tetangga sekitar.
Mulai saat itu, rumah itu pun kosong tak berpenghuni.
Saat ini, beberapa rumput liar tumbuh dan menghalangi akses masuk rumah tersebut. Akar tumbuhan menjalar menutupi tembok tembok rumah itu di berbagai sudut.
Di malam hari, hawa dingin kadang datang ketika aku lewat di depan nya.
Merinding seketika adalah hal biasa yang di alami oleh ku sepulang kerja.
Di siang hari, beberapa anak kecil kadang memberanikan diri berjalan masuk ke dalam rumah tua itu.
"Ah, di siang hari mah... biasa biasa aja. Aku juga berani!."
"Malam hari dong!, sini ku tantang!"
Anak anak itu menirukan beberapa gelagat Host program acara uji nyali yang biasa tayang di malam Jum'at di televisi rumah mereka masing masing.
Kebetulan hari ini aku pulang larut malam. Baru saja turun dari bis metro ibukota dan berjalan masuk ke gang arah jalan ku pulang.
Itu ku lakukan setiap hari. Jadi, aku terbiasa berjalan sendiri.
Saat ini, jam menunjukkan pukul 23.40, dan aku sudah beberapa kali pulang larut malam.
Namun, baru kali ini aku pulang se-malam ini.
Aku berjalan pelan, karena tak ingin membangunkan tetangga tetangga yang sudah tidur nyenyak
Di depan mata, ku lihat rumah lama itu berdiri kokoh dengan hawa ngeri yang datang seketika.
"Apa aku harus melewati rumah itu?."
"Apa tidak ada jalan lain?."
Ujar ku tak yakin.
Perlahan, aku makin merinding saat mendekati rumah itu.
Oh ya, ada satu mitos yang menyelimuti rumah lama itu.
Rumah itu sebenarnya tidak kosong!.
Kelihatan nya saja kosong. Namun, ada penghuni lain di dalam rumah itu.
Aku tiba tiba teringat, pernah ada satu kejadian yang menggegerkan tetangga tetangga sekitar 2 tahun lalu.
Dimana, terdengar suara jeritan seorang anak laki laki di siang hari.
Ya, di siang hari!.
Saat itu, beberapa anak kecil sedang bermain pasir di samping rumah lama itu.
Salah satu dari anak kecil yang sedang bermain tersebut membutuhkan pecahan keramik untuk memperkokoh istana pasir nya.
Ia berinisiatif masuk ke dalam rumah yang ada disamping nya. Berniat mencari beberapa pecahan kecil dari keramik yang ada di rumah lama tersebut.
Namun, setelah 2 jam, anak itu belum juga kembali.
Teman teman nya mulai bertanya tanya dimana ia berada?.
Namun, tiba tiba terdengar jeritan keras yang terdengar sedang meminta pertolongan.
"TOLONG!!! AAARGGGHHH!!!, TOOLOOONGGG!!!!"
Bercampur suara tangisan histeris dari anak itu.
Tetangga sekitar tiba tiba berkumpul dan mencari sumber suara.
Teman teman nya mulai ditanyai tentang dimana keberadaan anak itu.
Salah satu dari mereka mulai bercerita kronologi nya secara singkat.
Dan beberapa saat kemudian, suara itu hilang.
Orang tua dari anak itu pun akhirnya tiba disaat yang terlambat.
Sambil bertanya tanya "Dimana anak ku?!."
"Itu loh buk, anak nya hilang di dalam rumah itu"
Mendengar itu, beliau lalu nekat berjalan masuk ke dalam rumah itu berniat mencari anak nya yang hilang.
"Jangan buk, bahaya!."
"Jangan buk..."
Ujar tetangga tetangga sambil berusaha menahan ibu itu.
"Tidak!, saya mau cari anak saya!." Tegas nya.
"Jangan buk... jangan... Biar polisi yang mencari!."
"Nggak!!!" Ujar nya keras.
"Buk, bahaya!!!"
"Bahaya... bahaya..."
Namun beliau masih saja memaksa untuk mencari sendiri anak nya.
"Kalau aku harus menerima resiko mati demi mencari anak ku, aku berani!. Aku ingin mati bersama anak ku!." Ujar ibu itu.
"Jangan buk... Ingat Tuhan buk!."
Dengan keras, beliau menarik tangan nya yang di tahan oleh tetangga tetangga sekitar. Dan berlari masuk ke dalam.
Dan, ibu itu tak pernah kembali keluar.
Salah satu tetangga sekitar menghubungi polisi dan meminta pertolongan polisi untuk kasus ini.
Nyali ku seketika ciut saat mengingat kejadian itu. Lalu merinding seketika.
Jarak ku dengan rumah itu tinggal 10 meter lagi sampai aku bisa melintas dengan selamat.
Aku berhenti dan menjauh sebentar, aku benar benar merinding hebat saat ini.
Aku lalu memberanikan diri untuk melintas. Dengan menutup mata.
Berjalan pelan, tenang, melintas di depan rumah tua itu.
Dan, aku berhasil!!!.
Aku pun sampai di rumah.
Namun, ada yang aneh.
Iya, ini aneh...
Aneh...
Dimana aku?.
"Akhirnya ibu menemukan mu, nak"
Eh?.
Rupa nya...
Aku pun baru menyadari.
Bahwa...
Aku lah...
Anak yang hilang saat mencari pecahan keramik...
2 Tahun lalu...
-Tamat-
Terima kasih!!!
Di tulis oleh:
Akbar Arya Maulana
(Penulis)
Sosial Media:
Instagram: @arya_1428Youtube: Arya m_1428
Twitter: @aryamaulana_id
udah ada chapter 2 nya belum? sumpah di bagian (ternyata aku anak yang hilang saat mencari pecahan keramik.) aku masih agak bingung. kenapa bisa dia kembali? bukankah di ceritakan kalau anak dan ibu itu tidak pernah kembali saat memasuki rumah angker itu?
BalasHapus